Kopiw.id - Fajar belum sepenuhnya merekah, tapi seorang pria paruh baya sudah terbangun. Ponsel bututnya berdering mengingatkan bahwa jadwal Sholat Subuh telah tiba. Di rumahnya yang sederhana, ia melangkah pelan menuju kamar mandi, berwudhu dengan air dingin yang menggigit kulit. Tak lama kemudian, lantunan doa dan dzikir mengalun dari bibirnya. Sholat Subuh telah selesai, namun rutinitas pagi itu belum selesai.
Hikmah Sholat Subuh dan Nikmatnya Kopi di Kala Fajar
Ia berjalan ke dapur, membuka lemari kecil, dan mengambil sebungkus kopi kesukaannya. Dengan gerakan yang sudah terlatih, ia merebus air, mengukur bubuk kopi secukupnya, dan menuangkannya ke dalam cangkir. Asap tipis mulai mengepul, memenuhi ruang dengan aroma yang menenangkan.
"Saya selalu bikin kopi sendiri setiap habis jadwal Sholat Subuh," ujarnya suatu ketika. "Bukan cuma soal minuman, tapi ini bagian dari syukur saya kepada Allah."
Bagi pria itu, waktu Sholat Subuh adalah saat paling istimewa. Ia mengingat firman Allah dalam Al-Qur'an: "Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya" (QS. Thaha: 130). Baginya, pagi adalah waktu terbaik untuk merenung, mendekatkan diri pada Allah, dan memulai hari dengan hati yang tenang.
Setiap teguk kopi yang ia nikmati mengingatkannya pada nikmat kecil yang sering luput disyukuri. "Kadang kita terlalu sibuk, lupa mensyukuri hal-hal sederhana," katanya. Kopi buatannya bukan sekadar minuman, tapi simbol rasa syukur atas hidup dan peluang untuk terus memperbaiki diri.
Saat matahari perlahan muncul di ufuk timur, pria itu duduk di teras rumahnya, menikmati pagi yang hening. Secangkir kopi di tangannya, doa-doa di hatinya, dan jadwal harian yang mulai ia susun.
Rutinitas ini sederhana, tapi penuh makna. Ia mengajarkan bahwa hidup adalah tentang syukur, refleksi, dan memulai hari dengan niat yang baik. Fajar dan kopi, dua elemen kecil yang menghadirkan ketenangan luar biasa.